ukuran sukses pria dalam ML/seks

sepertinya ada yang kurang kalau hanya membahas masalah wanita sekarang saya juga akan membahas pria:

Lelaki selalu mengukur sukses dalam seks dengan orgasme. Jika wanita pasangannya tidak mencapai orgasme, lelaki akan merengut selama berjam-jam. Itulah sebabnya mengapa wanita merasa terpaksa berbuat sebaik-baiknya dalam seks sekalipun dia tidak sedang bernafsu. Untuk menyenangkan pasangannya, wanita bahkan rela berpura-pura merasakan kenikmatan (orgasme).
Meskipun wanita ingin memuaskan lelaki pasangannya, tetapi kepuasan lelaki bukan sebab utama yang dirasakan wanita. Itu tidak memberikan rangsangan fisik yang diperlukan wanita untuk mencapai orgasme. Kepuasan total dalam seks yang dirasakan wanita adalah apabila wanita berhasil memuaskan lelaki, sekaligus dirinya sendiri juga puas karena lelaki pasangannya mampu membuatnya orgasme.
Sebaliknya, kepuasan dan kenikmatan sang lelaki ditimbulkan oleh kepuasan wanita pasangannya. Jika sang wanita tidak mencapai orgasme, lelaki secara keliru akan menganggap wanita pasangannya tidak puas. Kecenderungan ini dapat diatasi jika sang lelaki memahami bahwa wanita dapat dipuaskan tanpa harus membuatnya orgasme.
Sudah tentu akan melegakan kedua pasangan ketika pihak lelaki memahami bahwa wanita kadang-kadang dapat saja dipuaskan tanpa harus membuatnya orgasme. Jadi, lelaki dapat menghentikan pengukuran terhadap keberhasilan seksualnya dengan ukuran tercapainya orgasme oleh wanita pasangannya. Sebagai gantinya, sang lelaki dapat mengukur keberhasilannya dengan kepuasan yang dirasakan sang wanita dengan atau tanpa orgasme.
Lelaki ingin wanita pasangannya merasa terpuaskan, tetapi secara keliru menganggap bahwa apa yang membuatnya bahagia juga akan membuat wanita bahagia. Kepuasan seks pada wanita lebih kompleks daripada lelaki. Wanita memerlukan lelaki yang memiliki sentuhan yang terampil, waktu yang banyak, dan sikap penuh kasih sayang. Bagi lelaki, pada saat nafsu seksnya bangkit, maka sudah menjadi bakat alamiahnya bahwa dia ingin cepat-cepat mencapai orgasme.
Memang, dari sudut pandang lelaki, wanita terlalu lama untuk mencapai orgasme. Sedang dari sudut pandang wanita lelakilah yang terlalu cepat . Masalah ini mudah dipecahkan jika lelaki mulai memahami bagaimana cara memperpanjang pengalaman seksual untuk memuaskan kebutuhan dasar wanita pasangannya. Sekali wanita pasangannya terpuaskan, maka pada kesempatan lain sang wanita akan lebih mendukung jika sang lelaki tidak mau hubungan seksnya berlangsung terlalu lama.
Lelaki harus pintar mengatur ritme seksualnya. Kadang-kadang dia perlu memperpanjang waktu bercintanya agar wanita dapat mencapai orgasme. Lain kali, ketika wanita tidak dalam suasana hati yang cocok untuk mencapai orgasme, sang lelaki dapat menikmati kebebasannya untuk mencapai orgasme secepatnya. Dia ibarat pelari estafet yang berlari ke garis finis. Pada saat lain, dia bagaikan pelari jarak jauh dan harus mengatur napasnya agar tahan lama sampai ke garis finis.

Labels:



Leave A Comment:

Jika anda tidak mempunyai akun facebook gunakan kotak komentar berikut

Copyright © Belog.